Monday, February 6

Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari Tokoh Toleran

Oleh: Ustadz Masyamsul Huda

Ketika ada yang menulis dan membandingkan KH. Hasyim Asy'ari dan Habib Rizieq. Sejurus kemudian banyak yang nanya, bagaimana pendapat sampeyan?


"Yang jelas, orang yang nulis itu pasti gak pernah belajar sejarah. Khususnya sejarah Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari." Guru besar nahdliyin ini tidak selayaknya dibanding-bandingkan. Beliau tetap manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun yang jelas, kita perlu menyampaikan beberapa portofolio dan kerja keras Hadratusssyaikh Hasyim Asy'ari

....Memiliki silsilah dari pangeran Benowo. Kyai yang dididik dibeberapa pondok di pesantren di Jawa. Dan juga menjadi murid kesayangan Hadratussyaikh KH. Kholil Bangkalan. Pernah bermukim dan belajar di Makkah al Mukarramah, serta banyak menukis buku yang hingga hari ini tetap menjadi rujukan di pondok-pondok Salafiyah Syafi'iyah seluruh Indonesia. Maka, pantaslah bila Beliau menyandang sebutan Maha Guru.

Tercatat beberapa perjuangan Beliau yang fenomenal:

  • Tahun 1942, pernah ditahan Tentara Nipon karena menolak upacara pagi dengan menghormati Bendera Jepang.


  • 22 Oktober 1945, Beliau mencetuskan Resolusi Jihad yanh akhirny mengorbankan perlawanan arek-arek Suroboyo melawan Tentara Sekutu yang diboncengi oleh Tentara Belanda.


KH. Hasyim Asy'ari, tidak sekedar Kyai biasa. Tercatat dalam sejarah, Beliau adalah peletak dasar peradaban Islam Nusantara di tanah Jawa.

Pendirian Pesantren Tebu Ireng adalah tonggak penting sejarah perjuangannya didalam memperkenalkan Islam yang ramah, bukan Islam yang marah. Meski mendapat tekanan hebat dari pemerintah Belanda. Mbah Hasyim tetap teguh pada pendiriannya.

Beliau tidak melawan, sebab Beliau meyakini perjuangan dengan kekerasan akanlah sia-sia.

Pendahulunya, Surontanu murid Kyai Sumoyono sudah pernah mencoba melawan dengan kekerasan. Namun akhirnya ditumpas oleh Hindia Belanda dan kaki tangannya. Perjuangan Surontanu hilang tanpa bekas.

Beliau,anti kekerasan, meski diteror dan dirusak. Beliau tidak melawan dengan cara yang sama. Mbah Hasyim lebih mengedepankan cinta kasihnya, Mbah Hasyim menyiarkan Islam dengan 3 hal:

  1. Memberi pengobatan gratis, dengan pengetahuan dan karomahnya.


  2. Memberi perlindungan bagi yang merasa terancam, dan mengajarkan ilmu kanuragan dan beladiri.


  3. Menyantuni fakir miskin serta membebaskan santrinya dari segala iuran pondok. Semuanya diberikan makan 3 kali secara gratis, meski jumlah santrinya hampir mencapai seribu orang.


Maka oleh Gus Dur, bahwa Kakeknya ini adalah pelopor LSM dan penggiat Filantropi pertama di Indonesia.

Tidak hanya itu, bahwa KH. Hasyim Asy'ari selain guru. Beliau dan Tebu Ireng adalah tempat berlindung bagi minoritas di sekitar Tebu Ireng.

Sebab keragaman masyarakat yang hidup disekitarnya tidak mungkin diberangus. Yang bekerja di Pabrik Gula Cukir terdiri dari suku, ras dan agama. Dan pabrik gula itu tetap berdiri hingga hari ini.

Beliau adalah pelopor toleransi, buktinya; Jarak 7 km arah ke timur, berdiri Gereja Kristen pertama di Jawa Timur, serta rumah sakit kristen yang juga melayani ummat Islam.

Jarak ke arah selatan, berdiri klenteng Hong San Kiong, sebuah rumah ibadah buat minoritas Thionghoa di Jombang.

Tidak ada sejarah yang pernah terdengar adanya konflik dan pelarangan ibadah di Gereja dan atau Klenteng oleh santri Tebu Ireng.

Semua berjalan harmoni, tanpa adanya kecurigaan dan rasa tidak percaya. Bahkan KH. Sobari pernah menyampaikan pesan KH. Hasyim Asy'ari;
"Kalau mau melihat Indonesia, maka lihatlah Tebu Ireng. Lebih luasnya lagi, lihatlah Nahdlatul Ulama. Maka, bila mau merusak Indonesia. Rusaklah Tebu Ireng, maka Nahdlatul Ulama dan Indonesia akan pasti rusak pula."


Jadi,
Mbah Hasyim adalah tokoh toleran, bukan intoleran.

Karena kita masih bisa berfikir jernih, maka tidak perlulah menbanding-bandingkan antar orang. Tetapi yang paling penting, kita mengambil teladan dari yang kita anggap lebih baik. Wallahu A'lam

(Baca Juga: TIGA GENERASI TERBAIK INDONESIA)


0 komentar

Post a Comment